Aku tidak pernah terbayang akan
bertemu kembali dengan mbak Prihatin yang telah memberiku semangat tanpa dia
sadari ketika bertemu di pameran kala itu. Seorang wanita yang
kuketahui tanpa tangan, namun begitu piawai memperlihatkan kecekatannya
membuat sulaman kristik yang jujur belum tentu aku sanggup dan bisa
mengerjakannya dengan kedua tanganku yang normal. Tapi hari ini kami
bisa bersama seharian, dan lebih tak terduga lagi ternyata mbak Prihatin
bukan hanya tidak mempunyai tangan namun juga tidak memiliki sepasang kaki. Aku memperhatikan caranya memegang gelas ketika minum, memutar sendok
ketika makan, mencuci piring serta melepas dan memakai kembali kaki
palsunya yang sudah rusak. Sungguh mulutku terkatup membisu , dan terus bertanya apa yang ingin Tuhan sampaikan kepadaku.
Aku diceritakan bagaimana dia menikmati cinta dan perlindungan dari kedua
orangtuanya, kakak dan adiknya yang begitu mengasihinya dengan perhatian.
Belum lagi cerita lucu dibalik calon pacarnya yang begitu tulus
memperlihatkan cara mencintainya selama 3 tahun dengan cerita kecemburuan yang
jenaka.
Sungguh ajaib nilai hidup yang boleh aku nikmati hari
ini, dan aku tak ingin menikmatinya sendiri, maka kutuliskan kisah
syukur tiada hentinya yang harus kita teladani dari Mbak Suprihatin . Dia menopang hidupnya dengan berjualan agar-agar dan es krim yang sudah begitu
laku namun harus terlepas oleh orang yang katanya normal yang merebut pasarnya
tanpa nurani, tapi kini dia telah beralih menjadi penjual intip goreng
dengan menitipkannya ke warung-warung, serta memproduksi taplak meja kristik yang
dijual seharga Rp 100.000 ( dengan waktu pembuatan 2 minggu) sungguh tidak
sebandingkan antara dengan harga dengan perjuangan hidupnya.
Tahu
apa pesan terakhir ibunya yang selalu menyemangatinya? "Jangan pernah jadi
pengemis, karena Tuhan tidak memberimu telapak tangan untuk meminta-minta"....aku
terharu dan sangat terharu dan sangat rindu pada almarhum mamaku betapa
mulianya hati setiap Ibu termasuk almarhum Mamaku..
Sore haru biru memukau kalbu
Melly kiong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar