
Aku diceritakan bagaimana dia menikmati cinta dan perlindungan dari kedua orangtuanya, kakak dan adiknya yang begitu mengasihinya dengan perhatian. Belum lagi cerita lucu dibalik calon pacarnya yang begitu tulus memperlihatkan cara mencintainya selama 3 tahun dengan cerita kecemburuan yang jenaka.
Sungguh ajaib nilai hidup yang boleh aku nikmati hari ini, dan aku tak ingin menikmatinya sendiri, maka kutuliskan kisah syukur tiada hentinya yang harus kita teladani dari Mbak Suprihatin . Dia menopang hidupnya dengan berjualan agar-agar dan es krim yang sudah begitu laku namun harus terlepas oleh orang yang katanya normal yang merebut pasarnya tanpa nurani, tapi kini dia telah beralih menjadi penjual intip goreng dengan menitipkannya ke warung-warung, serta memproduksi taplak meja kristik yang dijual seharga Rp 100.000 ( dengan waktu pembuatan 2 minggu) sungguh tidak sebandingkan antara dengan harga dengan perjuangan hidupnya.
Tahu apa pesan terakhir ibunya yang selalu menyemangatinya? "Jangan pernah jadi pengemis, karena Tuhan tidak memberimu telapak tangan untuk meminta-minta"....aku terharu dan sangat terharu dan sangat rindu pada almarhum mamaku betapa mulianya hati setiap Ibu termasuk almarhum Mamaku..
Sore haru biru memukau kalbu
Melly kiong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar