Kamis, 04 Oktober 2012

Sehari bersama mbak Suprihatin

Aku tidak pernah terbayang akan bertemu kembali dengan mbak Prihatin yang telah memberiku semangat tanpa dia sadari ketika bertemu di pameran kala itu. Seorang wanita yang kuketahui tanpa tangan, namun begitu piawai memperlihatkan kecekatannya membuat sulaman kristik yang jujur belum tentu aku sanggup dan bisa mengerjakannya dengan kedua tanganku yang normal. Tapi hari ini kami bisa bersama seharian, dan lebih tak terduga lagi ternyata mbak Prihatin bukan hanya tidak mempunyai tangan namun juga tidak memiliki sepasang kaki.  Aku memperhatikan caranya memegang gelas ketika minum, memutar sendok ketika makan, mencuci piring serta melepas dan memakai kembali kaki palsunya yang sudah rusak. Sungguh mulutku terkatup membisu , dan terus bertanya apa yang ingin Tuhan sampaikan kepadaku.

Aku diceritakan bagaimana dia menikmati cinta dan perlindungan dari kedua orangtuanya, kakak dan adiknya yang begitu mengasihinya dengan perhatian. Belum lagi cerita lucu dibalik calon pacarnya yang begitu tulus memperlihatkan cara mencintainya selama 3 tahun dengan cerita kecemburuan yang jenaka.
Sungguh ajaib nilai hidup yang boleh aku nikmati hari ini, dan aku tak ingin menikmatinya sendiri, maka kutuliskan kisah syukur tiada hentinya yang harus kita teladani dari Mbak Suprihatin . Dia menopang hidupnya dengan berjualan agar-agar dan es krim yang sudah begitu laku namun harus terlepas oleh orang yang katanya normal yang merebut pasarnya tanpa nurani, tapi kini dia telah beralih menjadi penjual intip goreng dengan menitipkannya ke warung-warung, serta memproduksi taplak meja kristik yang dijual seharga Rp 100.000 ( dengan waktu pembuatan 2 minggu) sungguh tidak sebandingkan antara dengan harga dengan perjuangan hidupnya.

Tahu apa pesan terakhir ibunya yang selalu menyemangatinya? "Jangan pernah jadi pengemis, karena Tuhan tidak memberimu telapak tangan untuk meminta-minta"....aku terharu dan sangat terharu dan sangat rindu pada almarhum mamaku betapa mulianya hati setiap Ibu termasuk almarhum Mamaku..


Sore haru biru memukau kalbu


Melly kiong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar