Jumat, 03 Agustus 2012
Cara unik Rahel merealisasikan mimpi untuk punya Keyboard sendiri
Siapakah Rahel Wijaya ini, saya yakin anda tidak kenal dan yang pasti belum ada rasa kagum pada sosok Rahel.Tetapi nanti setelah baca ceritanya saya berjanji siapapun yang membaca akan terkagum kagum dengan mimpi sederhana seorang anak yang bernama Rahel.
Rahel bukan anak biasa , karena dia adalah seorang anak luar biasa dengan usia 24 th, lulus SMA dengan orang tua bernama David Wijaya dan Ibu Tan Fang Lan. Benerkan tidak ada yang aneh?
Saya berkenalan dengan Bapak David sekitar 2008 tepatnya disebuah milis yang bernama Klub Guru waktu itu dan kami akhirnya kopdar dan bapak David sangat respek dengan gerakan kepedulian sosial yang aku rintis. Kami sering berdiskusi dan beberapa kali ketemu dan suatu hari saya baru tahu bahwa Bapak David mempunyai anak slow leaners yang bernama Rahel. Kami akhirnya ketemu dan berkenalan dan ibu Fang Lan, tetapi saya tidak pernah menyinggung masalah anak bp David, namun dalam hati saya sangat mengagumi bp.David dan bu Fang Lan yang memperlihatkan bagaimana kedekatan hubungannya dengan Rahel dimuka umum dan tidak merasa malu dengan anak mereka Rahel yang slowlearners karena sangat yakin akan karunia Tuhan yang luar biasa untuk mereka .
Sampai suatu saat bapak David mengeluarkan permintaan agar saya bisa mengajak Rahel untuk bersosialisasi , spontan saya berpikir bahwa Rahel akan menjadi anak yang bisa memberikan inspirasi buat banyak orang.
Program apa yang baik buat Rahel ? Dengan tag line Yes!!! Aku Peduli , spontan terbersit dalam pikiran untuk bertanya apa yang Rahel inginkan ? Dengan spontan juga dia menjawab Keyboard, dan saya yakin seyakin yakinnya bahwa orang tuanya sangat mampu bukan hanya beli satu melainkan lebih.
Namun saya bertanya apakah Rahel mau cari uang untuk bisa beli keyboard sendiri?Dengan lantang dan pasti dia menjawab "mau", akhirnya saya memutuskan setiap ada kesempatan seminar saya, saya akan mengikut sertakan Rahel sebagai agen produk anak anak binaan Rumah Moral dengan komisi penjualan sebesar 20 persen.
Ada satu keunikan yang saya dapatkan adalah, seberapapun kurangnya seseorang jika diberi kesempatan untuk dihargai maka mereka akan tahu bahwa mereka adalah orang yang berguna, otomatis rasa percaya dirinya akan bertumbuh dengan sendirinya.
Syukur kepada Tuhan, Rahel sekarang sudah banyak perkembangan baiknya, dimana dia merasa lebih berani ketika bertemu orang, tidak seperti sebelumnya yang sangat takut dengan orang, bahkan sekarang dia sudah mau pergi tanpa diikuti oleh mamanya lagi dan hasil tabungan yang terkumpul sudah mencapai Rp 1.798.000,- .Bukan jumlahnya yang kita kejar, namun semangat seorang Rahel akan membuka mata kita sebagai orang tua, untuk lebih membuka diri dan memberi kesempatan kepada anak kita untuk meraih mimpi mimpi kecilnya sehingga anak anak akan merasakan kebahagiaan dihasil akhirnya.
Mari belajar peduli kepada anak anak yang luar biasa ini, bukan dengan cara mengasihani mereka, tetapi berikan kesempatan buat mereka.
salam
melly kiong
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar